Semangat Perayaan Di Tahun Baru Adalah Konsumtif ?

Tahun baru 2011 dimulai, gemerlap merayakan tahun baru pada saat menyambut menit-menit pergantian tahun dirayakan dengan khidmat (mungkin). Hampir seluruh lapisan masyarakat, mempersiapkan diri untuk menyambut datangnya tahun baru. Mendatangi kota-kota besar adalah tujuan dari pelosok untuk bergabung merayakannya.

Jalanan disesaki dan dipenuhi oleh kendaraan bermotor, melakukan tur keliling kota dan menghabiskan berliter-liter bahan bakar, hanya demi membawa seorang kekasih tercinta. Uang dihambur-hamburkan dan dihabiskan untuk membeli berbagai macam kembang api dan petasan, terompet dan segala pernak-pernik tahun baru, dan juga untuk masuk ke diskotik, semuanya hanya digunakan untuk merayakan sebuah pergantian tahun.

Apa yang dapat dihasilkan dari itu semua? Membuang uang dengan percuma,
hanya untuk beberapa detik pergantian tahun yang manfaatnya tidak diketahui pasti oleh yang merayakaannya, selain hura-hura dan polusi yang ditimbulkan oleh itu semua. Udara dipenuhi oleh polusi dari hasil pembakaran belerang yang terdapat pada kembang api, yang pad aintinya dapat menggangu pernapasan, bahkan bisa menimbulkan penyakit bagi mereka yang sudah mempunyai penyakit saluran pernapasan.

Keadaan tidak berubah setelah tahun baru, tidur kesiangan, uang yang seharusnya dapat dibelikan keberbagai macam bahan pokok ludes tanpa ada hasil apa-apa. Semangat yang terlalu berlebihan jika dipandang dan dibandingkan dengan perayaan lain yang lebih berarti.

Dilihat dari sisi agama, bukankah hal seperti itu dianggap mubazir? Dan hal-hal yang dianggap mubazir hukumnya adalah haram? tapi semuanya dikembalikan kepada persepsi masing-masing, tidak memandang sebelah mata, dan tidak melihat hanya dari satu sisi. Tapi semuanya dapat dihindari jika kita berpikir jernih, dan memikirkan, apa manfaat semuanya untuk kita.

Bukankah hal tersebut dapat dilakukan, seandainya kita mencoba?