Kisah ini bermula
ketika Sepuluh orang kaum Khawarij mendatangi Sayyidina Ali bin Abi Thalib
ketika menjabat sebagai Khalifah ke-IV setelah kerasulan Nabi, Mereka
mendatangi Khalifah karena ingin menanyakan sesuatu, di samping rasa iri
terhadap kepandaian khalifah, baik dalam ilmu agama maupun lainnya. Bahkan Nabi
sendiri sampai pernah bersabda dan tertuang dalam sebuah syair: Ana madinatul
ilm, wa aliyun babuha.. "Aku ini kotanya ilmu pengetahuan, dan Ali adalah
sebagai pintunya."
Sesampainya mereka
dihadapan Khalifah Ali, mereka diterima dengan ramah, dan Khalifah menganggap
mereka sebagai tamu terhormat.
Tak lama setelah
jamuan berlangsung, mulailah inti dari kisah ini, yaitu Tanya jawab antara
sepuluh orang tamu tersebut dengan Khalifah Ali.
Salah seorang dari
mereka membuka pertanyaan kepada Khalifah Ali:
"Wahai Ali, kami adalah
sepuluh orang yang diutus oleh kaum kami untuk mengajukan pertanyaan kepadamu,
dan kami akan bergiliran bertanya kepadamu. Dan jawabanmu nantinya akan kami
bawa pulang kepada kaum kami."
Khalifah Ali
menjawab: "Baiklah kalau demikian. Dan apa yang akan kalian tanyakan
padaku?"
"Wahai Ali,
manakah yang lebih mulia, ilmu pegetahuan atau harta benda, dan terangkan pula
sebab-sebabnya?" tanya orang pertama.
"Ilmu pengetahuan
itu adalah warisan para nabi, sedangkan harta kekayaaan adalah warisan Qarun,
Syadad dan lain-lain. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan lebih mulia daipada harta
benda," jawab Khalifah Ali.
Kemudian orang kedua
memberikan pertanyaan: "Manakah yang lebih mulia ilmu pengetahuan atau
harta benda, dan jelaskan sebab-sebabnya?"
"Ilmu lebih
mulia daripada harta, karena ilmulah yang menjaga dan memelihara pemiliknya,
sedangkan harta yang empunyalah yang memelihara dan menjaganya," jawab
Khalifah Ali.
Setelah orang pertama
dan kedua selesai dijawab oleh Khalifah Ali, kemudian orang ketiga, keempat,
kelima, hingga orang kesepuluh mengajukan pertanyaan yang sama seperti yang
diajukan oleh orang pertama dan kedua.
Kepada penanya ketiga
khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena orang yang
berilmu banyak sahabatnya, sedangkan orang yang banyak hartanya lebih banyak
musuhnya."
Kepada penanya
keempat khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu
bila disebarkan atau diajarkan akan bertambah sedangkan harta kalau diberikan
kepada orang lain akan berkurang."
Kepada penanya kelima
khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu tidak
dapat dicuri, sedangkan harta benda mudah dicuri dan dapat lenyap."
Kepada penanya keenam
khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu tidak
bisa binasa, sedangkan harta kekayaan dapat lenyap dan habis karena masa dan
usia."
Kepada penanya
ketujuh khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu
tidak ada batasnya, sedangkan harta benda ada batasnya dan dapat dihitung
jumlahnya."
Kepada penanya
kedelapan khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu
memberi dan memancarkan sinar kebaikan, menjernihkan pikiran dan hati serta menenangkan
jiwa, sedangkan harta kekayaan pada umumnya dapat menggelapkan jiwa dan hati
pemiliknya."
Kepada penanya
kesembilan khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena
orang yang berilmu mencintai kebajikan dan sebutannya mulia seperti si 'Alim,
dan sebutan mulia lainnya. Sedangkan, orang yang berharta bisa melarat dan
lebih cenderung kepada sifat-sifat kikir dan bakhil."
Dan kepada penanya
kesepuluh khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia dan lebih utama daripada
harta kekayaan, karena orang yang berilmu lebih mendorong untuk mencintai
Allah. Sedangkan harta benda dapat membangkitkan rasa sombong, congkak dan
takabur."
Seusai mendengarkan
jawaban Khalifah Ali yang begitu cemerlang, kesepuluh orang kaum Khawarij itu
berdecak kagum, karena satu pertanyaan dapat dijawab dengan sepuluh jawaban.
Kemudian, mereka kembali kepada kaumnya dengan rasa puas, dan bertambah yakin
bahwa Khalifah Ali benar-benar sebagai pintu gerbangnya ilmu..
Mudah-mudahan cerita teladan
nan singkat ini berbekas di dalam hati kita, dan bisa dijadikan sebagai
pelajaran pada masa kini untuk menghadapi masa yang akan dating…
0 comments:
Post a Comment
Kepada Pengunjung jangan lupa komentarnya yah ...
Semoga bermanfaat dan terima kasih telah berkunjung di blog sederhana ini.. :)