Jumat malam, (09/11/2018) tepatnya sekitaran pukul 7 malam, saking berlebihannya dia bercanda dengan saudara sepupunya, akhirnya diriku tak lagi mampu menahan diri untuk menegurnya.
"ZIKRA ZAKIAH" sebutku dengan tegas. ternyata, panggilan dengan nada bentakan ini cukup berbekas dihatinya. Zikra langsung saja menangis sejadi-jadinya. Walaupun, setelahnya dia tidak kami hiraukan, diriku masih dengan pekerjaanku, sedangkan mamanya sedang sholat.
memang tidak lama, sekitaran 5 menit setelah sepupunya kami suruh keluar tangisannya mulai reda. namun tatapannya masih tatapan emosi.
diriku baru menyadari, sepertinya ini tidak perlu aku lakukan, karena sepertinya sangat menyakitkan baginya. karena memang, dulu dia pernah kuberikan komitmen, jika suatu saat diriku tidak dihiraukan saat menegur dia, maka aku akan menyebutkan nama lengkapnya dengan nada bentakan. ternyata komitmen ini memang secara tidak langusng disepakati olehnya.
hanya saja, baru kusadari, bahwa panggilan ini seharusnya tidak mesti kuucapkan, karena kurasa candaannya bersama sepupunya tersebut masih dalam tahap wajar, namun dimataku sendiri termasuk sudah berlebihan.
mudah2an saja, dengan adanya catatan ini, diriku akan lebih menjaga lagi lisan ini agar bisa melihat batasan2 yang memang sewajarnya atau berlebihan.
ditulis untuk dikenang, bahwa masa lalu adalah pelajaran pada masa sekarang untuk menghadapi masa yang akan datang.
Paring Agung, 9 Nopember 2018, pukul 19.00 WITA
0 comments:
Post a Comment
Kepada Pengunjung jangan lupa komentarnya yah ...
Semoga bermanfaat dan terima kasih telah berkunjung di blog sederhana ini.. :)